Antara Penerbit Mayor dan Indie
Oleh: Reyhan M Abdurrohman
Oleh: Reyhan M Abdurrohman
Jika ditanya, tujuan orang menulis (menjadi penulis)
pasti berbeda-beda, ada yang bilang; buat ngisi waktu luang (ah masak iya?),
buat numpahin isi hati (munafik nggak sih?), buat dikenal banyak orang (edisi
narsis), buat dapet duit (itu aku :D ). Untuk menjembatani mencapai tujuan di
atas juga banyak caranya, tergantung tujuannya. Jika Cuma buat ngisi waktu
luang dan numpahin isi hati bisa nulis diary atau blog, buat dikenal banyak
orang, bisa ngetwit, atau ngeblog, atau nerbitin buku. Jika pengen dapat duit,
jelas nerbitin buku dan berusaha nembus media massa (yang ngasih honor).
Yups nerbitin buku menjadi salah satu tujuan bagi
banyak penulis. Namun bagaimana cara menerbitkan buku, pasti menjadi
pertanyaan. Ada dua kategori menerbitkan buku (buku cetak), yakni lewat
penerbit indie dan mayor. Perbedaan yang jelas di antara kedua penerbit ini
adalah campur tangan penulis di dalam nerbitin bukunya.
Jelas sekali kalau penerbit mayor, penulis hanya mengirim
tulisan, jika di-ACC semuanya ditangani penerbit, mulai dari editing, layout,
desain cover, dan penjualan. Begitu sebaliknya, penerbit indie menuntut penulis
itu sendiri untuk ngurusin terbitnya buku dia sendiri dari awal hingga
penjualan. Tapi jangan khawatir, di Indonesia sekarang sudah menjamur penerbit
indie (awas jangan salah pilih penerbit). Penerbit indie dapat membantu penulis
dalam menerbitkan karyanya lewat jalur indie tanpa harus repot, tapi bayar
(dalam hal ini bayar jasa mereka kok, bukan tipu-tipu). Kalau mau gratis, ada
kok penerbit indie yang gratis, tapi ya itu ngurusin sendiri prosesnya.
Penerbit Indie nggak ada salahnya
Banyak yang judge nerbitin indie adalah cara instan
jadi penulis. Alah nggak usah di dengerin, nerbitin indie itu malah perjuangan
banget, kan? Apalagi penjualannya, kita harus punya promosi mati-matian
dan membuktikan bahwa karya kita bagus
dan layak dibaca.
Ada juga yang bilang “nerbitin buku kok, bayar.
Harusnya dibayar, dong.”. Hei. Kita di sini cuma bayar jasa mereka ya. Kita
juga dapat royalti, tinggal lihat berapa banyak penjualannya saja kan?
Sudah banyak buku lewat jalur indie yang penjualannya
menakjubkan. Ambil contoh, seorang dosen yang menerbitkan buku, kemudian
menawarkan bukunya pada mahasiswanya. Pasti pada tertarik untuk beli, tinggal
ngitung saja berapa mahasiswanya, bukan?
Banyak juga penulis yang udah biasa mayor tapi milih
indie karena lebih bebas nentuin buku yang mau diterbitkan seperti apa. So,
jangan pandang sebelah mata penerbit indie.
Yang perlu diwaspadai
Seperti yang sudah di sikut di atas, dalam memilih
penerbit indie juga harus waspada!!! Karena banyak banget penerbit indie yang
nawarin paket penerbitan dengan harga bervariasi. Tapi, banyak juga penerbit
indie yang pada akhirnya ngilang tanpa kabar (sudah banyak kejadiannya). Terus
ada juga yang ISBN palsu.
Selain itu, waspadai juga lomba/audisi menulis yang diharuskan
membayar, tapi nggak dapet royalti sama sekali. Rugi kan? Untuk coba-coba
ngasah kemampuan (karena belum PD ke mayor dan media) coba saja cari lomba yang
tidak berbayar, banyak kok. Biasanya penerbit indie yang bikin lomba seperti
ini.
Penerbit Mayor Adalah Tantangan
Penerbit mayor banyak tantangannya, mulai dari proses
seleksi yang ketat, hingga penjualan di rak toko buku. Buku kamu akan bersaing
dengan ribuat buku lainnya, palagi peraturan toko buku, jika dalam waktu 3
bulan penjualan tak bagus, akan diretur. Makanya buku di tobuk cepat
ganti-ganti. Beda kan sama penerbit indie yang bisa dipesan selamanya, karena
sistem cetaknya print on demand (POD).
Nah sekarang tergantung kita, mau nerbitin jalur indie atau mayor. Dua-duanya nggak masalah kok. Yang ngatain ‘cara instan jadi penulis’ abaikan saja. Terbit mayor bukan patokan seseorang dikatan penulis kok, yang penting produktif.
_________________________
Di bawah ini ada beberapa Penerbit buku Indie yang recomended. Silahkan langsung saja digali informasinya yaa.
1. LeutikaPrio
Website: www.leutikaprio.com
Facebook: LeutikaPrio
2. Indie Book Corner
Website: www.bukuindie.com
Facebook: Indie Book Corner
3. Kekata Publisher
Website: www.kekatapublisher.com
Facebook: Kekata Publisher
4. Penerbit Gambang
Website: www.gambangbukubudaya.blogspot.com
Facebook: Penerbit Gambang
5. Fam Publishing
Website: www.fampublishing.com
Facebook: Fam Publishing Add to Cart
1 komentar:
Setuju.
tapi semua balik lagi ke pnulisnya.
http://www.sastrawacana.com/2017/02/simak-perbedaan-penerbit-mayor-dengan.html
Posting Komentar